Alfa Prima Denpasar!!! emang gokil coy,,, uummm . . . .
seru deh pokok’a . . . .
rebutan colokan kabel LAN, rebutan charger laptop . . gmn kagak,, 4 orang punya laptop dengan merek yang sama . . . qiqiqiq . . .
maen perang-perangan di FB,, hari ini,, mafia wars kalah dehh . . . .
aahhaayyyy . .. . . .
i love this,,
ternyata tanpa pcar,, friend n shabat gx kalah asik’a . . .

special thanks to :
Gek Devy,
jeje,
keju,
husni,
ominge,
tari,
ble gede,
agus,
eka,
and sll crew ahayyy . . . .
: )
i will miss u . . . .

2 hari lagi……

bt!!!

berhasil puasa…
walaupun cuma 12 jam
semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemaren….
dan hari ini adalah awal yg baik untuk kedepannya…

Hari ini….
bangun ciank! kirain gak kuliah!
tapi ternyata!!!!
kuliah cuy!!!
dr rumah buru2!
fiuhh!!!!!
ehh,, sampe di kampuzz!!! gak ad orang’a cuy!!! fiuh!!!

Asik!!! Bisa Makan am dia!

Maem bareng dy!! asikkk!!!

“Hargai Apa Yang Kita Miliki”

Pernahkah Anda mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi
buta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar.

Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi
seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti
dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun
siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki
semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi
dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu
menjalani kehidupan sebagaimana manusia normal lainnya,
meski itu teramat sulit dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen
Kehler:

“It would be a blessing if each person could be blind and
deaf for a few days during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to experience the joy
of sound”.

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap
orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan
tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan
lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar
suara!

Sekarang, coba Anda bayangkan sejenak….

……Anda menjadi seorang yang buta dan tuli
selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut.
Jangan biarkan diri Anda melihat atau mendengar apapun.
Selama beberapa hari itu Anda tidak bisa melihat
indahnya dunia, Anda tidak bisa melihat terangnya
matahari, birunya langit, dan bahkan Anda tidak bisa
menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana ? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa
betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang
kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita.

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan
demi keluhan. Hingga tidak pernah menghargai apa yang
sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki
merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh
orang lain.

Ya! Kemewahan untuk orang lain!

Coba Anda renungkan, bagaimana orang yang tidak
memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang
luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan
bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu
melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang
menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu
menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada
dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup
dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!

Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan
menjadi seorang manusia yang lebih baik. 🙂

PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Renang
Lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemui di “gua perenang” berdekatan Sura di Mesir barat daya. Rujukan-rujukan bertulis wujud sejak dari 2000 SM. Pada tahun 1538, Nicolas Wynman, profesor bahasa anak Jerman, menulis buku pertama tentang renang. Renang pertandingan di Eropah bermula pada sekitar tahun 1800, kebanyakannya menggunakan gaya dada. Gaya rangkak depan, ketika itu dipanggil gaya trudgen, diperkenalkan pada tahun 1873 oleh John Arthur Trudgen selepas menirunya daripada orang-orang asli Amerika.
Renang merupakan salah satu acara dalam Sukan Olimpik Musim Panas 1896 di Athens. Pada tahun 1900, gaya kuak lentang dimasukkan ke dalam sukan Olimpik sebagai suatu acara. Pada tahun 1902, gaya trudgen diperbaik oleh Richard Cavill, menggunakan tendang keribas. Persatuan renang dunia yang pertama, Federation Internationale de Natation, dibentuk pada tahun 1908. Gaya kupu-kupu yang pada mula-mulanya merupakan salah satu kelainan gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.
2.3 Teknik Renang
Tubuh manusia terdiri sebahagian besarnya daripada air dan oleh itu, ia mempunyai ketumpatan yang amat serupa dengan air. Lebih kurang 70% daripada tubuh manusia ialah air. Ketika paru-paru diisi dengan udara, ketumpatan tubuh manusia adalah sedikit kurang daripada ketumpatan air di sekelilingnya. Air akan mengenakan daya keapungan pada tubuh manusia dan oleh itu, mengekalkan keapungan hanya memerlukan sedikit dorongan ke bawah, dengan pergerakan melintang hanya memerlukan sedikit dorongan ke arah yang bertentangan dengan pergerakan yang dikehendaki. Pendorongan ini dilaksanakan dengan menggunakan tangan dan lengan sebagai dayung, dan dengan menendang kaki untuk menolak air dari tubuh (walaupun tendangan hanya menghasilkan agak sedikit pergerakan pada keseluruhannya). Oleh sebab air masin (misalnya, air lautan) adalah lebih tumpat berbanding dengan air tawar (misalnya, kebanyakan kolam renang), tidak banyak usaha diperlukan untuk mengapung di dalam air masin, berbanding dengan air tawar.
2.2 Gaya bebas (Crawl Stroke)
1. Gerakan kaki
Gerakkan kaki ke atas dan ke bawah secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan kaki), tetapi antara kaki dan paha dengan posisi lurus atau dengkul tidak boleh ditekuk. Gerakan ini dilakukan terus menerus. Perhatikan: Selama melakukan gerakan ini, kaki dan paha harus selalu dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk. Jadi yang bergerak bukan lutut/kaki, melainkan pangkal paha/pinggul
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan agak berdekatan, tetapi tidak perlu menempel)
b. Kemudian tarik tangan kiri ke bawah, terus ditarik sampai ke belakang.
c. Kemudian angkat tangan kiri keluar dari permukaan air dan ayunkan tangan kiri tersebut sejauh mungkin ke depan (ketika tangan di atas permukaan air, siku tangan kiri agak ditekuk di dekat telinga. Kemudian diluruskan kembali dan diayunkan sejauh mungkin ke depan masuk ke permukaan air).
d. Pada waktu tangan kiri diangkat keluar dari permukaan air, langsung gerakkan dan tarik tangan kanan ke bawah sampai ke belakang -sama dengan gerakan tangan kiri pada langkah b-.
e. Kemudian angkat tangan kanan keluar dari permukaan air dan ayunkan tangan kanan tersebut sejauh mungkin ke depan (ketika tangan di atas permukaan air, siku tangan kanan agak ditekuk di dekat telinga. Kemudian diluruskan kembali dan diayunkan sejauh mungkin ke depan masuk ke permukaan air.Jadi urutan gerakan tangan gaya bebas :
Posisi Awal Kedua tangan lurus ke depan
– tarik tangan kiri mengayuh ke bawah sampai ke belakang
– setelah tangan kiri selesai mengayuh sampai ke belakang, angkat tangan kiri tersebut ke atas permukaan air dan ayunkan tangan kiri sejauh mungkin ke depan
– tarik tangan kanan mengayuh ke bawah sampai ke belakang
– setelah tangan kanan selesai mengayuh sampai ke belakang, angkat tangan ke atas permukaan air dan ayunkan tangan kanan sejauh mungkin ke depan dan begitu seterusnya. Perhatikan Tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian. Ketika tangan kiri selesai mengayuh dan mulai diangkat keluar dari dalam air, tangan kanan langsung masuk ke dalam air dan mengayuh ke belakang, begitu seterusnya.
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas. Pengambilan nafas dilakukan ketika tangan kiri sedang diayunkan ke depan untuk masuk kembali ke dalam air, sedangkan tangan kanan akan naik ke permukaan air. Pada saat itulah, gerakkan kepala ke kanan untuk ambil nafas. Begitu juga bila Anda lebih suka bernafas ke kiri, yaitu dilakukan ketika tangan kanan sedang diayunkan ke depan untuk masuk kembali ke dalam air dan tangan kiri akan naik ke permukaan air. Ketika mengambil nafas, kepala jangan diangkat ke atas, melainkan hanya menoleh ke samping kanan (atau boleh juga ke kiri …pilih salah satu yang menurut Anda lebih nyaman)
2.3 Gaya kupu-kupu (Butterfly stroke)
Merupakan gaya yang paling sukar dan membutuhkan waktu untuk dipelajari.
1. Gerakan kaki
a. Posisi awal, kaki dan paha dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk. Juga kedua telapak kaki dalam posisi agak berdekatan (agak rapat) satu sama lainnya.
b. Kemudian gerakkan kedua kaki secara bersamaan sedikit ke atas permukaan air
c. Kemudian jatuhkan ke dua kaki secara bersamaan ke bawah, sehingga memunculkan dorongan ke depan. Dan pinggul akan terdorong dan naik ke depan.
Ulangi langkah b – c di atas
Perhatikan:Selama melakukan gerakan ini, kaki dan paha harus selalu dengan posisi lurus. Dengkul tidak boleh ditekuk.Kedua telapak kaki dalam posisi agak berdekatan (agak rapat) satu sama lainnya.Juga pinggul/pantat agak bergerak ke atas, sehingga akan memberikan gaya dorong ke depan yang lebih besar. Jadi kekuatan sebenarnya adalah di gerakan pinggul, bukan di kaki
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan berdekatan, tapi tidak perlu menempel satu dengan yang lainnya)
b. Kemudian tarik kedua tangan ke bawah secara bersamaan. Terus tarik sampai ke belakang.
c. Kemudian angkat kedua tangan secara bersamaan keluar dari permukaan air dan ayunkan kembali depan
Perhatikan: Ketika menjatuhkan tangan ke air, maka seolah-olah ibu jari menyentuh permukaan air lebih dulu (telapak tangan agak menghadap ke luar)
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Gerakkan kaki seperti pada point 1 di atas. Kemudian gerakkan kedua tangan ke bawah secara bersamaan. Pada waktu gerakan tangan ke bawah inilah saat kita sedikit menaikkan kepala ke atas untuk mengambil nafas.
Gerakan kaki dan tangan dilakukan bergantian.
2.4 Gaya dada( chest stroke)
Merupakan gaya yang paling mudah dan paling cepat untuk dipelajari. Tapi dalam segi kecepatan, gaya ini merupakan gaya yang paling lambat.
1. Gerakan kaki
a. Kaki ditekuk (dengkul dibengkokkan/ditekuk)
b. Kemudian tendangkan/luruskan kaki dengan posisi kedua kaki terbuka (kaki kiri dan kaki kanan saling berjauhan)
c. Masih dalam posisi kaki lurus, kemudian kaki dirapatkan (sampai telapak kaki kiri dan kanan agak bersentuhan ..ini akan menambah daya dorong)
Ulangi langkah a – c di atas
Jadi urutan gerakan kaki gaya dada ini :
1) tekuk, tendang, rapatkan,
2) tekuk, tendang, rapatkan, dan seterusnya.
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal, kedua tangan lurus di atas kepala (kedua telapak tangan saling bertemu & menempel)
b. Kemudian tarik tangan ke samping kanan dan kiri, tetapi tidak perlu terlalu ke samping (cukup tarik ke samping selebar bahu dan selebihnya tarik ke bawah)
c. Luruskan tangan kembali.
Ulangi langkah a – c di atas
Jadi urutan gerakan tangan gaya dada ini :
1) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan,
2) luruskan tangan di atas kepala, gerakkan tangan ke samping kiri dan kanan, dan seterusnya.
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
– Gerakan tangan dan kaki dilakukan bergantian.
– Pengambilan nafas dilakukan ketika gerakan tangan ke samping kiri dan kanan, kemudian kepala mendongak ke atas sambil mengambil nafas
2.5 Gaya punggung ( back crawl)
Merupakan gaya yang paling berbeda dengan yang lainnya karena kita dengan posisi wajah menghadap ke atas, sehingga kita tidak bisa melihat ke depan.
1. Gerakan kaki
a. Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan /seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas)
b. Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang Anda tidak melenceng/berbelok
2. Gerakan tangan
a. Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
b. Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
c. Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
d. Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya
Jadi tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian, ketika tangan kiri keluar dari dalam air, tangan kanan masuk ke dalam air, begitu seterusnya.
3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas. Dengan gaya ini, tidak akan ada masalah kesulitan dalam pengambilan nafas karena wajah kita berada di atas air. Mungkin yang jadi masalah adalah apakah kita sudah sampai ujung kolam atau belum, karena kita tidak bisa melihatnya (mata kita menghadap ke atas). Hal ini bisa diatasi dengan menghitung gerakan tangan.

HIV/AIDS DI KALANGAN REMAJA
Di era globalisasi ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berkembang dengan sangat pesat. Kita patut bersyukur dengan adanya Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini, karena membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, tidak selamanya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ini membawa dampak positif. Ada pula dampak negatif yang di timbulkan. Salah satunya adalah pergaulan bebas. Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi, pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Dewasa ini, kejadian pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja banyak berasal dari eksploitasi seksual pada media yang ada di sekeliling kita. Eksploitasi seksual dalam video klip, majalah, televisi dan film-film ternyata mendorong para remaja untuk melakukan aktivitas seks secara sembarangan di usia muda. Meningkatnya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, merupakan salah satu akibat dari pergaulan bebas, terutama pada remaja yang melakukan hubungan seks yang beresiko dan menggunakan narkoba suntik. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan hubungan seksual. Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) yang baru duduk di kelas II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman hubungan seksual. Hingga akhir Pebruari 2009, sebanyak 767 perempuan di Bali dinyatakan telah terinfeksi virus, dan jumlah keseluruhan kasus HIV/AIDS di Bali meningkat pesat hingga mencapai 2.666 lebih kasus. Dari tahun ke tahun, kasus ini meningkat dengan pesat. Karena penyakit ini tidak memiliki gejala yang khas dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi HIV, maka kasus HIV/AIDS di sebut bagaikan gunung es, dimana kasus yang nampak hanyalah permukaannya yang sangat kecil namun yang sesungguhnya terjadi di masyarakat jauh lebih besar dari jumlah yang di ketahui saat ini. Dan jumlah penderita HIV positif terus bertambah karena penyebarannya sangat cepat, mematikan secara perlahan namun pasti, serta tidak memiliki gejala awal yang khas maka HIV atau sering di sebut Silent Killer. Bagaimanakah Virus HIV /AIDS di sebut silent killer?
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menjaga kekebalan tubuh. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut “sel T-4” atau disebut juga disebut “sel CD-4”. HIV menyerang sel CD-4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak HIV, baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia hanya karena terkena pilek biasa. HIV diduga ini adalah mutasi dari SIV (Simian Immunodeficiency Virus) yaitu virus yang di jumpai pada kera. Untuk dapat berada di dalam tubuh manusia, HIV harus masuk ke aliran darah manusia, sedangkan di luar tubuh manusian HIV sangat cepat mati. HIV membutuhkan waktu tujuh sampai sepuluh tahun untuk masa inkubasi di dalam tubuh manusia. Pada fase awal infeksi HIV ke dalam tubuh manusia, di sebut dengan periode jendela (Window Period), yaitu masa di mana seseorang tersebut telah terinfeksi HIV akan tetapi tes darahnya negative dan orang yang terinfeksi ini sudah dapat menularkan HIV ke orang lain. Periode jendela berkisar antara satu sampai enam bulan. Pada minggu awal sejak terinfeksi penderita mungkin akan menjadi sakit dengan gejala mirip flu. Selanjutnya akan memasuki gejala-gejala lain, namun tidak khas dan mirip dengan gejala penyakit lain seperti penurunan berat badan, demam berkepanjangan, lemah, pembengkakan pada kelenjar di leher, lipat paha dan ketiak, diare yang terus menerus tanpa sebab, batuk, sesak nafas lebih dari sebulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan. Lalu kekebalan tubuh penderita akan menurun drastis dan terjadilah infeksi Oportunistik yaitu penderita sangat mudah di serang oleh penyakit-penyakit lain karena kekebalan tubuh yang sangat menurun. Dan setelah dua tahun berikutnya, ODHA (orang dengan HIV AIDS) akan meninggal. Penyakit yang biasanya timbul adalah radang paru, radang saluran pencernaan, TBC, kanker kulit, dll.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang dapat diartikan sekumpulan tanda dan gejala penyakit akibat hilangnya atau menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang. AIDS merupakan fase terminal (akhir) dari infeksi HIV. HIV membutuhkan waktu tujuh sampai sepuluh tahun untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.
Di dalam tubuh manusia, HIV terdapat terutama pada cairan-cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu. HIV tidak di jumpai pada air seni, keringat, kotoran, air mata dll. HIV juga tidak dapat menembus kulit yang utuh yaitu kulit yang tidak luka atau lecet. Penularan akan terjadi bila ada kontak atau percampuran dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Pertama, melalui hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV baik secara homoseksual maupun heteroseksual. Kedua melalui jarum atau alat suntik atau alat tusuk lainnya yang tidak steril dan tercemar oleh HIV, terlebih lagi apabila langsung masuk ke pembuluh darah seperti halnya IDU (Inject Drug User atau pengguna narkoba suntik). Ketiga melalui transfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV. Dan yang terakhir adalah penularan HIV dari ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi yang di kandungnya. Penularan ini dapat melalui tiga cara, yaitu melalui plasenta ketika bayi masih dalam kandungan, dalam proses kelahiran dan air susu ibu (ASI). Sedangkan hal-hal yang tidak menularkan HIV adalah bersentuhan dengan pengidap HIV, berjabat tangan, penderita batuk atau bersin di depan kita, berenang dalam kolam yang sama, menggunakan peralatan makan yang sama, menggunakan toilet yang sama dan gigitan nyamuk. Atas dasar inilah penderita HIV tidak perlu di kucilkan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang memiliki prilaku beresiko tinggu menularkan HIV adalah wanita dan laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, wanita dan pria penjaja seks serta pelanggannya, dan pemakai narkotika suntikan yang memakai jarum suntik secara bergiliran dengan alat suntik yang sudah tercemar HIV. Adapula tes HIV yaitu suatu tes darah yang khusus di pakai untuk memastikan seseorang terinfeksi ataupun tidak. Ada dua cara untuk melakukan tes yaitu memeriksa virusnya (antigennya) dan memeriksa ada tidaknya antobodi di dalam darah. Sedangkan untuk penderita HIV yang ada dalam window period, hasil tes darahnya akan negatif karena antibodinya hanya akan terdeteksi setelah enam bulan dari terinfeksi HIV. Sampai saat ini tidak ada obat untuk menyembuhan HIV. Obat-obat yang dipakai saat ini adalah obat Antiretroviral yaitu obat yang digunakan untuk menghambat berkembangnya virus dan obat infeksi oportunistik yang digunakan untuk penyakit yang mungkin didapat karena menurunnya sistem kekebalan tubuh. Dengan kata lain penyakit ini akan di bawa sampai mati. Walaupun demikian mencegah jauh lebih baik mengobati. Mencegah HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara ABCDE :
A : ABSTINENCE = Anda memilih untuk tidak melakukan hubungan seks terutama seks beresiko tinggi dan seks pra nikah.
B : BE FAITHFUL = Bersikap saling setia kepada pasangan.
C : CONDOM = Cegah dengan memakai kondom
D : DRUGS = Hindari pemakaian narkoba suntik
E : EQUIPMENT = Mintalah pelayanan kesehatan dengan peralatan yang steril.
Jadi, sangatlah tepat bila Penyakit HIV/AIDS ini di sebut sebagai Silent Killer. Karena HIV yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Diduga HIV merupakan mutasi dari SIV. HIV/AIDS dapat menular melalui cairan-cairan dalam tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu dan juga seseorang melakukan prilaku yang berisiko menularkan HIV/AIDS. HIV/AIDS tidak menunjukan gejala awal yang khas. Pada saat terinfeksi HIV membutuhkan waktu yang lama yaitu tujuh sampai sepuluh tahun untuk inkubasi hingga menimbulkan AIDS. HIV Dapat menyerang siapa saja, menyebar dengan sangat cepat dan tidak ada obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkannya. HIV/AIDS di kalangan remaja sangatlah erat hubungan dengan pergaulan bebas. Karena dengan pergaulan bebas yang tanpa batas, remaja cendrung akan mencoba sesuatu yang baru padahal hal itu akan merugikan dirinya sendiri. Misalnya saja remaja tersebut melakukan hubungan seks yang beresiko tertular HIV/AIDS dan memakai Narkoba suntik yang tercemar HIV. Dan tanpa mereka sadari prilaku beresiko mereka akan menghantarkan mereka pada kematian. Oleh karena itu, di butuhkan kesadaran dari semua pihak agar HIV/AIDS dapat di tekan penyebarannya dan remaja kita dapat selamat dari HIV/AIDS, baik dengan penyuluhan maupun sosialisasi. Baik itu dilakukan oleh orang tua, maupun pihak terkait lainnya. Dan janganlah mengucilkan ODHA.